DSNG Mempersiapkan Rencana untuk Aksi Iklim

Jakarta, 22 September 2021—PT Dharma Satya Nusantara Tbk (“DSNG”, “Perseroan”) pada hari ini menandatangani perjanjian dengan dua perusahaan global yang memiliki pengalaman dalam proyek pelingkupan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) atau GHG emission scoping dan aksi iklim (Climate Action) di berbagai perusahaan di dunia, untuk melakukan asesmen pada proyek inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan asesmen risiko iklim (Climate Risk Assessment).

Kolaborasi tersebut merupakan langkah awal dari DSNG yang terencana dan terstruktur dari aspirasi DSNG menuju Net Zero, yang tujuannya untuk mengurangi emisi, beradaptasi dengan risiko perubahan iklim dan menyelaraskan diri dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam memenuhi Nationally Determined Contribution    (NDC), serta transisi menuju masa depan yang rendah karbon dan memiliki ketahanan iklim.

“DSNG bercita-cita untuk dapat berkembang dalam ekonomi rendah karbon di masa mendatang dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi perubahan iklim. Program yang sedang dijalankan ini akan memberikan pemahaman tentang performa emisi GRK DSNG saat ini dan memperhitungkan risiko iklim yang dihadapinya. Hal ini diharapkan dapat memberikan dasar yang obyektif untuk meluncurkan pendekatan berbasis sains, guna mencegah atau mengurangi emisi dan risikonya,” kata Datuk Darrel Webber, Chairman Sustainable Advisory Board (SAB) DSNG.

Ruang lingkup utama dari proyek Emisi GRK mencakup identifikasi sumber emisi utama scope 1 (emisi dari operasional langsung), scope 2 (emisi dari energi yang diperoleh dari pihak lain dan digunakan dalam operasional) dan scope 3 (emisi dari rantai pasokan) terkait dengan proses bisnis DSNG dan peluang pengurangan GRK di semua segmen usaha DSNG, anak perusahaan, pemasok, dan pengguna produk hilir atau downstream user DSNG, menetapkan batas penghitungan GRK sesuai dengan standar Protokol Gas Rumah Kaca, dan mengintegrasikan RSPO Palm GHG dengan program Science Based Targets Initiative, apabila memungkinkan.

Secara simultan, Penilaian Risiko Iklim DSNG akan dilakukan dan mencakup penilaian peluang risiko fisik dan transisional, dan rekomendasi tentang bagaimana risiko dan peluang ini dapat diintegrasikan ke dalam strategi bisnis DSNG pada saat ini.

Chief Sustainability Officer DSNG, Denys Munang, mengatakan bahwa “Upaya yang kami lakukan terkait dengan perubahan iklim konsisten dengan Kebijakan Keberlanjutan Grup kami yang berfokus pada tiga tematik utama: hutan, iklim, dan masyarakat. Kami percaya bahwa perubahan iklim bisa jadi merupakan ancaman nyata yang terbesar bagi pertanian di seluruh dunia, sehingga sangat masuk akal bagi kami untuk mempersiapkan bisnis kami agar dapat beradaptasi sekaligus mengatasi risiko yang terkait dengan hal itu. Lebih lanjut, kami berharap dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan masyarakat sipil dalam mendapatkan solusi-solusi yang inovatif dan pragmatis untuk membantu mengatasi risiko iklim yang kita hadapi bersama.”

DSNG telah memilih South Pole untuk melakukan pekerjaan di pelingkupan emisi GRK atau GHG Emission Scoping, sementara dari perusahaan konsultan keberlanjutan global terkemuka lainnya akan memimpin pekerjaan Climate Risk Assessment di DSNG.

“Sektor pertanian bertanggung jawab atas 11% emisi global, dan penggunaan pertanian yang berbasis climate-smart dan regeneratif memiliki peran krusial dalam mengatasi perubahan iklim. Selama 15 tahun terakhir, tim Agri-Value Chains dari South Pole telah bekerja sama dengan perusahaan consumer goods terbesar di dunia dalam upaya mereka untuk menyusun tolok ukur praktik terbaik seputar aksi iklim (climate action) di bidang pertanian. Kami senang melihat tingkat ambisi dan komitmen yang sama untuk aksi iklim di DSNG. Kami bekerja sama dengan perusahaan yang cukup serius dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memainkan peran mereka dan kami percaya keahlian khusus kami dalam bidang intersection agriculture dan perubahan iklim akan berperan penting dalam mendukung perjalanan DSNG” kata Sue Helen Nieto, Deputy Practice Lead, Agri-Value Chain di South Pole.

Proyek inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan asesmen risiko iklim (Climate Risk Assessment) ini diperkirakan memakan waktu antara tiga hingga enam bulan dan akan melibatkan semua unit bisnis di DSNG.

TENTANG PT DHARMA SATYA NUSANTARA Tbk

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) berdiri pada 29 September 1980 dan bergerak di bidang kelapa sawit dan produk kayu. Saat ini DSNG memiliki lahan tertanam kelapa sawit 112.570 hektar dan 10 pabrik kelapa sawit yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO dengan total kapasitas 570 ton per jam. Sedangkan untuk produk kayu, DSNG memiliki dua pabrik pengolahan kayu di Jawa Tengah yang memproduksi panel dan engineered flooring.  

Informasi mengenai DSNG, dapat menghubungi website www.dsn.co.id atau email corporate.communications@dsngroup.co.id.

Tentang South Pole:

South Pole, yang diakui oleh World Economic Forum sebagai sebuah Social Enterprise, merupakan institusi terdepan dalam program dekarbonisasi sejak tahun 2006. Melalui Program Solusi Iklim (Climate Solutions) global, South Pole mengembangkan dan menerapkan strategi komprehensif yang mengubah hal yang terkait dengan aksi iklim (Climate Action) menjadi peluang usaha jangka panjang bagi perusahaan, pemerintah dan organisasi di seluruh dunia. Tim Agri-Value Chains dari South Pole juga telah diakui secara global sebagai leader yang bekerja untuk merevolusi pertanian dan meregenerasi lanskap. Tim tersebut mencankup lebih dari 30 ahli di seluruh dunia dengan keahlian sektoral dalam rantai nilai pertanian rendah karbon

South Pole juga merupakan pengembang proyek terkemuka, dan telah menangani hampir 1000 proyek di 50 negara terkait dengan pendanaan iklim untuk mengurangi lebih dari satu gigaton emisi CO2 dan menyediakan keuntungan sosial untuk komunitas yang rentan terhadap perubahan iklan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai South Pole, kunjungi  www.southpole.com or follow us on LinkedIn, Twitter, and Facebook.