Program #YoungElaeis Ambassador, sebuah inisiatif kekinian meningkatkan pemahaman generasi muda tentang keberlanjutan kelapa sawit

Banyak di antara kita, terutama kaum muda, belum sepenuhnya memahami betapa pentingnya kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita selalu menggunakan produk berbahan dasar kelapa sawit. Misalnya, roti dengan margarin lembut untuk sarapan, minyak kelapa sawit untuk menggoreng makanan, produk perawatan kulit, hingga sabun mandi atau sampo yang kita gunakan setiap hari. Produk kelapa sawit ternyata menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas kita selama 24 jam.

Minyak kelapa sawit memiliki kegunaan yang sangat beragam dan digunakan dalam berbagai produk mulai dari makanan, farmasi, hingga energi terbarukan. Sehingga, kelapa sawit merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi negara-negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, seperti Indonesia dan Malaysia. Namun, sayangnya, belum seimbangnya anggapan mengenai upaya sawit yang berkelanjutan dan dampak positif kepada lingkungan dan tatanan sosial.

Untuk menjawab fenomena tersebut, lahirlah Program #YoungElaeis Ambassador, sebuah langkah edukatif dari Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Saya sendiri bangga bisa mewakili DSN Group dan menjadi perwakilan Indonesia dalam program ini, diikuti oleh pemuda-pemuda berbakat dari berbagai negara.

Kami diberikan tugas untuk mengembangkan proyek edukasi terkait kelapa sawit. Saya tertarik dengan topik sustainable palm oil, khususnya dalam perspektif generasi muda tentang iklim dan kelapa sawit, dengan melakukan kampanye di platform sosial media seperti Instagram, TikTok, dan Linkedin.

Dalam kampanye ini, saya berkesempatan untuk membagikan pengalaman saya saat terlibat dalam penyusunan Climate Action Plan perusahaan, khususnya pada usaha DSN Group untuk memanfaatkan biogas dari Palm Oil Mill Effluent (POME) atau byproduct cair kelapa sawit menjadi bahan bakar truk Tandan Buah Segar (TBS). Menariknya adalah DSN Group berinovasi dalam mengonversi truk solar untuk dapat menggunakan 100% Bio-CNG. Hal ini menjawab tantangan transisi bahan bakar dari energi terbarukan, yaitu biaya tinggi dan aset terlantar. Dengan 100% truk angkut TBS yang dimiliki oleh masyarakat, inovasi ini juga akan membuat transisi ramah lingkungan dan literasi iklim dapat berlangsung secara masif.

Apa yang membuat program ini begitu menarik adalah bimbingan langsung dari para ahli di bidang kelapa sawit, seperti YBhg. Tan Sri Yusof Basiron, Dr. M. Fadhil Hasan, dan Prof. Pietro Paganini. Belajar dari para ahli ini membuka wawasan kami tentang kelapa sawit secara faktual dan ilmiah. Program ini menjadi awal yang baik untuk generasi muda lebih vokal mengkomunikasikan tentang kelapa sawit berkelanjutan di media sosial.

Saya merasa beruntung karena mendapatkan pengalaman berharga ini, terutama dalam menyampaikan konsep secara sederhana agar dapat dipahami oleh Gen-Z di media sosial tentang kelapa sawit berkelanjutan.

Saya juga sangat bersyukur karena hampir seluruh materi yang diberikan oleh para mentor, sudah saya dapatkan selama bekerja 2 tahun di PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Group), yang artinya perusahaan ini sudah menjadi salah satu acuan untuk program-program keberlanjutan di kelapa sawit. Hal ini juga memudahkan saya dalam menyusun materi campaign, karena saya sudah melihat langsung bukti nyatanya di lapangan.

Saya ingin mengajak teman-teman yang sudah melihat langsung keberlanjutan kelapa sawit di lapangan untuk membantu menyeimbangkan narasi di media sosial, sehingga semakin banyak informasi yang sesuai dengan fakta dan data yang ada. Mari bersama-sama suarakan keberlanjutan kelapa sawit untuk masa depan yang lebih baik!

==Selesai==